INSTALASI DEBIAN LENNY

Selasa, 02 November 2010

1. Pilih Install


2. Pilih English


3. Pilih Other


4. Pilih Asia


5. Pilih Indonesia


6 Pilih American English


7. Pilih eth0


8. Tekan Cancel


9. Pilih Configure Network Manually


10. Isikan IP address


11. Isikan Netmask


12. Isikan Gateway.


13. Isikan Nameserver. (DNS)


14. Isikan hostname.


15. Isikan Nama Web Lokal


16. Pilih Jakarta


17. Pilih Guided – Use entire disk


18. Pilih nama harddisk


19. Pilih All files in one partition….


20. Pilih Finish


21. Pilih Yes


22. Masukkan root password


23. Masukkan lagi


24. Masukkan Full Name User


25. Masukkan Username


26. Masukkan Password untuk user.


27. Masukkan lagi.


28. Pilih No.


29. Pilih No


30. Pilih No


31. Pilih Standard System saja


32. Pilih Yes.


33. Pilih Continue


34. Login Sebagai Root, dan masukkan password.
Dan selesai...

Cara Merakit Antena Wajan Bolic

Peralatan :

1. Wajan
Rp 30.000 – Rp 50.000
2. Pipa PVC 3dim, panjang 30cm
Rp 20.000 – Rp 30.000
3. Dop (Tutup Pipa PVC 3dim) 2 buah
Rp 10,000 – Rp 25.000
4. N konektor (N female)
Rp 32.500
5. Alumunium Foil
Rp 30.000
6. Kawat Kuningan
7. Baut + Mur serta Ring Ukuran 12 atau lebih besar

Perlengkapan :

1. Solder dengan timah tembaganya
Rp 5000 - Rp 25.000
2. Bor
Rp 200.000 – Rp 500.000
3. Isolasi Bening dan Double Tape
4. Penggaris

Cara Merakit

1. Siapkan peralatan dan perlengkapan







2. Melubangi Wajan

Lubangi wajan dengan ukuran 12 atau 14 sesuai dengan baut mur yang anda beli di bikin 2 lubang untuk memperkuat stand nya pada pipa, untuk melubangi wajan di butuhkan bor, atau kalo gak punya bor anda bisa minta tolong bengkel2 terdekat untuk melubangi sesuai keinginan anda (dulu kita gini kena biaya sekitar 3000 perlubang) untuk lebih jelasnya liat gambar di bawah ini.



3. Melubangi DOP (tutup Pipa PVC)
Sekarang dengan ukuran yang sama, buatlah lubang yang sama juga dengan ukuran 12.





4. Memasang dop ke wajan
Pasang dop yang telah dilubangi ke wajan dengan membaut dop tersebut ke wajan.





5. Menentukan jarak feeder,

Potong Pipa paralon PVC 3 dim sepanjang 30 cm, kemudian tentukan jarak feedernya dengan melihat rumus antena kaleng dibawah ini :
Setelah mendapatkan feedernya (daerah bebas alumunium foil) tandai jarak tersebut.



Contoh :

Parabolic dish dg D = 70 cm, d = 20 cm maka jarak titik focus dari center

dish : F = D^2/(16*d) = 70^2 / (16*20) = 15.3 cm

Pada titik focus tsb dipasang ujung feeder. Untuk mendapatkan gain maksimum.


6. Memasang alumuniumfoil
Setelah di-tandai, bungkus PVC paralon dengan dgn aluminium foil pada daerah selain feeder, klo aluminium foil yang ada tanpa perekat, maka untuk merekatkan nya bisa menggunakan double tape.







7. Melubangi pipa serta Menyolder N konektor
Tambahkan kawat tembaga pada ujung N konektor dengan cara menyolder, untuk panjang kawat tembaganya bisa di liat di sini http://www.saunalahti.fi/elepal
/antenna2calc.php dengan melihat rumus di atas, itu lubangi pipa PVC sesuai dengan kebutuhan (sebesar N konektor).





8. Pasang N konektor ke lubang tersebut, baut kanan kiri-nya sesuai dengan kebutuhan dan bisa mancep.




9. Memasang Alumunium foil ke DOP
Selanjutnya dop yang masih belum dipakai di pasang alumunium foil di dalemnya.





10. Langkah terakhir adalah memasang rakitan pipa pvc yang telah disusun diatas ke dop yang telah di baut ke wajan.






11. Selesai


Pendaftaran Online

Minggu, 17 Oktober 2010

Silahkan Isi Formulir disini

Tutorial Step By Step Setting MikroTik v2.9.39

Selasa, 21 September 2010


MikroTik RouterOS™ adalah sistem operasi linux yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer menjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP dan provider hostspot.

Ada pun fitur2 nya sbb:

* Firewall and NAT – stateful packet filtering; Peer-to-Peer protocol filtering; source and destination NAT; classification by source MAC, IP addresses (networks or a list of networks) and address types, port range, IP protocols, protocol options (ICMP type, TCP flags and MSS), interfaces, internal packet and connection marks, ToS (DSCP) byte, content, matching sequence/frequency, packet size, time and more…

* Routing – Static routing; Equal cost multi-path routing; Policy based routing (classification done in firewall); RIP v1 / v2, OSPF v2, BGP v4

* Data Rate Management – Hierarchical HTB QoS system with bursts; per IP / protocol / subnet / port / firewall mark; PCQ, RED, SFQ, FIFO queue; CIR, MIR, contention ratios, dynamic client rate equalizing (PCQ), bursts, Peer-to-Peer protocol limitation

* HotSpot – HotSpot Gateway with RADIUS authentication and accounting; true Plug-and-Play access for network users; data rate limitation; differentiated firewall; traffic quota; real-time status information; walled-garden; customized HTML login pages; iPass support; SSL secure authentication; advertisement support

* Point-to-Point tunneling protocols – PPTP, PPPoE and L2TP Access Concentrators and clients; PAP, CHAP, MSCHAPv1 and MSCHAPv2 authentication protocols; RADIUS authentication and accounting; MPPE encryption; compression for PPPoE; data rate limitation; differentiated firewall; PPPoE dial on demand

* Simple tunnels – IPIP tunnels, EoIP (Ethernet over IP)

* IPsec – IP security AH and ESP protocols; MODP Diffie-Hellman groups 1,2,5; MD5 and SHA1 hashing algorithms; DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256 encryption algorithms; Perfect Forwarding Secrecy (PFS) MODP groups 1,2,5

* Proxy – FTP and HTTP caching proxy server; HTTPS proxy; transparent DNS and HTTP proxying; SOCKS protocol support; DNS static entries; support for caching on a separate drive; access control lists; caching lists; parent proxy support

* DHCP – DHCP server per interface; DHCP relay; DHCP client; multiple DHCP networks; static and dynamic DHCP leases; RADIUS support

* VRRP – VRRP protocol for high availability

* UPnP – Universal Plug-and-Play support

* NTP – Network Time Protocol server and client; synchronization with
GPS system

* Monitoring/Accounting – IP traffic accounting, firewall actions logging, statistics graphs accessible via HTTP

* SNMP – read-only access

* M3P – MikroTik Packet Packer Protocol for Wireless links and Ethernet

* MNDP – MikroTik Neighbor Discovery Protocol; also supports Cisco Discovery Protocol (CDP)

* Tools – ping; traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet sniffer; Dynamic DNS update tool

Layer 2 connectivity:

* Wireless – IEEE802.11a/b/g wireless client and access point (AP) modes; Nstreme and Nstreme2 proprietary protocols; Wireless Distribution System (WDS) support; virtual AP; 40 and 104 bit WEP; WPA pre-shared key authentication; access control list; authentication with RADIUS server; roaming (for wireless client); AP bridging

* Bridge – spanning tree protocol; multiple bridge interfaces; bridge firewalling, MAC

* VLAN – IEEE802.1q Virtual LAN support on Ethernet and wireless links; multiple VLANs; VLAN bridging

* Synchronous – V.35, V.24, E1/T1, X.21, DS3 (T3) media types; sync-PPP, Cisco HDLC, Frame Relay line protocols; ANSI-617d (ANDI or annex D) and Q933a (CCITT or annex A) Frame Relay LMI types

* Asynchronous – s*r*al PPP dial-in / dial-out; PAP, CHAP, MSCHAPv1 and MSCHAPv2 authentication protocols; RADIUS authentication and accounting; onboard s*r*al ports; modem pool with up to 128 ports; dial on demand

* ISDN – ISDN dial-in / dial-out; PAP, CHAP, MSCHAPv1 and MSCHAPv2 authentication protocols; RADIUS authentication and accounting; 128K bundle support; Cisco HDLC, x75i, x75ui, x75bui line protocols; dial on demand

* SDSL – Single-line DSL support; line termination and network termination modes

Instalasi dapat dilakukan pada Standard computer PC yang akan dijadikan router dan tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway.

Berikut spec_minimal nya :

* CPU dan motherboard – bisa dgn P1 ~ P4, AMD, cyrix asal yang bukan multi-prosesor

* RAM – minimum 32 MiB, maximum 1 GB; 64 MB atau lebih sangat dianjurkan, kalau mau sekalian dibuat proxy , dianjurkan 1GB… perbandingannya, 15MB di memori ada 1GB di proxy..

* HDD minimal 128MB parallel ATA atau Compact Flash, tidak dianjurkan menggunakan UFD, SCSI, apa lagi S-ATA (mungkin nanti Ver. 3.0)

* NIC 10/100 atau 100/1000

Untuk keperluan beban yang besar ( network yang kompleks, routing yang rumit dll) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.

Lebih lengkap bisa dilihat di www.mikrotik.com. Meskipun demikian Mikrotik bukanlah free software, artinya kita harus membeli licensi terhadap segala fasiltas yang disediakan. Free trial hanya untuk 24 jam saja.

Kita bisa membeli software MikroTik dalam bentuk “licence” di CITRAWEB, UFOAKSES, PC24 (atau download cracknya, he he he …) yang diinstall pada HardDisk yang sebelumnya download/dibuat MikroTik RouterOS ISO kekeping CD atau disk on module (DOM). Jika kita membeli DOM tidak perlu install tetapi tinggal pasang DOM pada slot IDE PC kita.

Langkah-langkah berikut adalah dasar-dasar setup mikrotik yang dikonfigurasikan untuk jaringan
sederhana sebagai gateway server.

1. Langkah pertama adalah install Mikrotik RouterOS pada PC atau pasang DOM.

2. Login Pada Mikrotik Routers melalui console :

MikroTik v2.9.39

Login: admin

Password: (kosongkan)

Sampai langkah ini kita sudah bisa masuk pada mesin Mikrotik. User default adalah admin dan tanpa password, tinggal ketik admin kemudian tekan tombol enter.

3. Untuk keamanan ganti password default

[admin@Mikrotik] > password

old password: *****

new password: *****

retype new password: *****

[admin@ Mikrotik] >

4. Mengganti nama Mikrotik Router, pada langkah ini nama server akan kita ganti menjadi
“r-WLI” (bebas, disesuaikan dengan nama jaringan kita…)

[admin@Mikrotik] > system identity set name=r-WLI

[admin@r-WLI] >

5. Melihat interface pada Mikrotik Router

[admin@r-WLI] > interface print

Flags: X – disabled, D – dynamic, R – running

# NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU

0 R ether1 ether 0 0 1500

1 R ether2 ether 0 0 1500

[admin@r-WLI] >

6. Memberikan IP address pada interface Mikrotik. Misalkan ether1 akan kita gunakan untuk koneksi ke Internet dengan IP 192.168.0.1 dan ether2 akan kita gunakan untuk network local kita dengan IP 172.16.0.1

[admin@r-WLI] > ip address add address=192.168.0.1 /

netmask=255.255.255.0 interface=ether1

[admin@r-WLI] > ip address add address=172.16.0.1 /

netmask=255.255.255.0 interface=ether2

7. Melihat konfigurasi IP address yang sudah kita berikan

[admin@r-WLI] >ip address print

Flags: X – disabled, I – invalid, D – dynamic

# ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE

0 192.168.0.1/24 192.168.0.0 192.168.0.63 ether1

1 172.16.0.1/24 172.16.0.0 172.16.0.255 ether2

[admin@r-WLI] >

8. Memberikan default Gateway, diasumsikan gateway untuk koneksi internet adalah 192.168.0.254

[admin@r-WLI] > /ip route add gateway=192.168.0.254

9. Melihat Tabel routing pada Mikrotik Routers

[admin@r-WLI] > ip route print

Flags: X – disabled, A – active, D – dynamic,

C – connect, S – static, r – rip, b – bgp, o – ospf

# DST-ADDRESS PREF-SRC G GATEWAY DISTANCE INTERFACE

0 ADC 172.16.0.0/24 172.16.0.1 ether2

1 ADC 192.168.0.0/26 192.168.0.1 ether1

2 A S 0.0.0.0/0 r 192.168.0.254 ether1

[admin@r-WLI] >

10. Tes Ping ke Gateway untuk memastikan konfigurasi sudah benar

[admin@r-WLI] > ping 192.168.0.254

192.168.0.254 64 byte ping: ttl=64 time

11. Setup DNS pada Mikrotik Routers

[admin@r-WLI] > ip dns set primary-dns=192.168.0.10 /

allow-remoterequests=no

[admin@r-WLI] > ip dns set secondary-dns=192.168.0.11 /

allow-remoterequests=no

12. Melihat konfigurasi DNS

[admin@r-WLI] ip dns> pr

primary-dns: 192.168.0.10

secondary-dns: 192.168.0.11

allow-remote-requests: no

cache-size: 2048KiB

cache-max-ttl: 1w

cache-used: 21KiB

[admin@r-WLI] ip dns>

13. Tes untuk akses domain, misalnya dengan ping nama domain

[admin@r-WLI] > ping yahoo.com

216.109.112.135 64 byte ping: ttl=48 time=250 ms
10 packets transmitted, 10 packets received, 0% packet loss
round-trip min/avg/max = 571/571.0/571 ms
[admin@r-WLI] >

Jika sudah berhasil reply berarti seting DNS sudah benar.

14. Setup Masquerading, Jika Mikrotik akan kita pergunakan sebagai gateway server maka agar client computer pada network dapat terkoneksi ke internet perlu kita masquerading.

[admin@r-WLI]> ip firewall nat add action=masquerade /

outinterface=ether1 chain:srcnat

[admin@r-WLI] >

15. Melihat konfigurasi Masquerading

[admin@r-WLI]ip firewall nat print

Flags: X – disabled, I – invalid, D – dynamic

0 chain=srcnat out-interface=ether1 action=masquerade

[admin@r-WLI] >

Setelah langkah ini bisa dilakukan pemeriksaan untuk koneksi dari jaringan local. Dan jika berhasil berarti kita sudah berhasil melakukan instalasi MikroTik Router sebagai Gateway server. Setelah terkoneksi dengan jaringan Mikrotik dapat dimanage menggunakan WinBox yang bisa didownload dari MikroTik.com atau dari server mikrotik kita.

Misal Ip address server mikrotik kita 192.168.0.1, via browser buka http://192.168.0.1 dan download WinBox dari situ.
Jika kita menginginkan client mendapatkan IP address secara otomatis maka perlu kita setup dhcp server pada Mikrotik. Berikut langkah-langkahnya :

1. Buat IP address pool
/ip pool add name=dhcp-pool ranges=172.16.0.10-172.16.0.20

2. Tambahkan DHCP Network dan gatewaynya yang akan didistribusikan ke client Pada contoh ini networknya adalah 172.16.0.0/24 dan gatewaynya 172.16.0.1
/ip dhcp-server network add address=172.16.0.0/24 gateway=172.16.0.1

3. Tambahkan DHCP Server ( pada contoh ini dhcp diterapkan pada interface ether2 )
/ip dhcp-server add interface=ether2 address-pool=dhcp-pool

4. Lihat status DHCP server

[admin@r-WLI] > ip dhcp-server pr

Flags: X – disabled, I – invalid

# NAME INTERFACE RELAY ADDRESS-POOL LEASE-TIME ADD-ARP

x dhcp1 ether2 dhcp_pool1 4w2d yes

[admin@r-WLI] >

Tanda X menyatakan bahwa DHCP server belum enable maka perlu dienablekan terlebih dahulu pada langkah 5.

5. Jangan Lupa dibuat enable dulu dhcp servernya
/ip dhcp-server enable 0

Kemudian cek kembali dhcp-server seperti langkah 4, jika tanda X sudah tidak ada berarti sudah aktif.

6. Tes Dari client

Run dari Comman Prompt

Microsoft Windows XP [Version 5.1.2600]
(C) Copyright 1985-2001 Microsoft Corp.

C:\Documents and Settings\EsDat>ping www.yahoo.com

Pinging www.yahoo-ht3.akadns.net [69.147.114.210] with 32 bytes of data:

Reply from 124.158.129.5: bytes=32 time=34ms TTL=59
Reply from 124.158.129.5: bytes=32 time=24ms TTL=59
Reply from 124.158.129.5: bytes=32 time=41ms TTL=59
Reply from 124.158.129.5: bytes=32 time=29ms TTL=59

Ping statistics for 69.147.114.210:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 24ms, Maximum = 41ms, Average = 32ms

7. Untuk bandwith controller, bisa dengan sistem simple queue ataupun bisa dengan mangle

[admin@r-WLI] queue simple> add name=Komputer01 /

interface=ether2 target-address=172.16.0.1/24 max-limit=65536/131072

[admin@r-WLI] queue simple> add name=Komputer02 /

interface=ether2 target-address=172.16.0.2/24 max-limit=65536/131072

dan seterusnya…

lengkap nya ada disini
www.mikrotik.com/docs/ros/2.9/root/queue
linux-ip.net/articles/Traffic…/overview.html
luxik.cdi.cz/~devik/qos/htb
www.docum.org/docum.org/docs

Referensi
www.mikrotik.com
www.mikrotik.com/docs/ros/2.9

Networking Studi

Rabu, 15 September 2010

Comand Line Linux Untuk Pemula

Minggu, 25 Juli 2010


ewaktu pertama kali berkenalan dengan Linux saat kelas 2 SMP, saya mengalami beberapa kendala. Salah satunya adalah asingnya GUI dan juga perintah baris di linux.Distribusi yang saya pakai saat itu adalah Redhat Linux 6.1 ( saat ini sudah menjadi benda antik di binder CD ) . Oleh karena itu disini saya akan menuliskan beberapa perintah baris di Linux untuk pemula :

ls

Perintah ini sama seperti dir pada MS-DOS yaitu untuk menampilkan isi folder.

clear

Perintah ini sama seperti cls pada MS-DOS yaitu untuk membersihkan layar.

cd

Perintah ini tidak berbeda dengan perintah di MS-DOS yaitu untuk berpindah ke direktori lain dalam sistem. Satu hal yang berbeda adalah penggunaan backslash ( \ ) pada MS-DOS harus diganti dengan slash ( / ) pada Linux. Contohnya adalah :

cd windows\system [pada windows]

cd /home/agung [pada linux]

Lanjut :

cp

Perintah ini sama seperti perintah copy pada MS-DOS. Yaitu untuk menyalin file dari satu tempat ke tempat lain.

rm

Perintah ini sama seperti perintah del pada MS-DOS. Yaitu untuk menghapus sebuah atau beberapa buah file sekaligus.

rmdir

Perintah ini sama seperti perintah deltree pada MS-DOS. Yaitu untuk menghapus direktori kosong.

mv

Perintah ini sama seperti perintah move pada MS-DOS. Yaitu untuk memindahkan sebuah file dari satu tempat ke tempat lain.

mkdir

Perintah ini tidak berbeda dengan perintah mkdir pada MS-DOS. Yaitu untuk membuat direktori.

Pada lingkungan linux ada beberapa perintah yang sering digunakan juga, namun tidak ada pada lingkungan MS-DOS.

su

Perintah ini adalah perintah untuk berganti user menjadi Super User, yaitu user level Admin pada sistem Linux. Anda akan sering menggunakan perintah ini ketika ingin menginstall suatu program di linux dengan command line atau sekedar melakukan setting konfigurasi.

mount

Perintah yang satu ini pasti sangat asing bagi pengguna MS-DOS. Pada lingkungan MS-DOS dan Windows, sebuah drive/partisi dikenali dengan drive letter [Misalkan drive A untuk disket, drive C untuk Harddisk 1, drive D untuk cdrom, dan seterusnya] , namun pada lingkungan Linux, sebuah drive dikenali sebagai sebuah file. Misalkan saja Hardisk 1 partisi 1 dikenali sebagai file pada direktori /dev/hda1 .

Lalu untuk mengakses drive tersebut, kita perlu melakukan mounting point file /dev/hda1 tersebut pada sebuah direktori yang telah kita buat. Contoh perintah untuk melakukan mounting adalah seperti berikut :

mount -t vfat -rw /dev/hda1 /mnt/windows

Berikut penjelasan perintah tersebut :

-t vfat berarti partisi yang ingin anda akses memiliki filesystem Fat32

-rw anda memperbolehkan super user untuk melakukan read/write data pada user terebut.

/dev/hda1 adalah letak drive dan partisi anda.

/mnt/windows adalah direktori yang anda buat sebagai mounting point.

Lalu perintah ini berpasangan dengan perintah :

umount

Perintah ini berguna untuk menonaktifkan partisi dan drive yang terpasang pada sistem. Apabila drive dan partisi /dev/hda1 telah dalam kondisi mount pada direktori /mnt/windows, maka untuk menonaktifkannya cukup ketik perintah berikut :

umount /mnt/windows

Perintah lainnya yang akan sering anda gunakan, terutama saat ingin menginstall program via command prompt di Linux adalah :

tar -xvzf namafile.tar.gz

Perintah ini akan berguna untuk mengektrak file dengan ekstensi tar.gz pada sebuah folder. Program-program linux banyak yang dipaket dan dikompress menggunakan paket kompresi tar.gz.

rpm -ivh namafile.rpm

Perintah ini berguna untuk menginstall program yang dipaket dalam file berekstensi .rpm. RPM adalah paket kompresi dari Redhat yang memudahkan dalam instalasi program.

Untuk meng-uninstall program dapat menggunakan perintah berikut :

rpm -e namaprogram-versiprogram

Perintah lainnya yang mungkin sering digunakan adalah :

shutdown -r now [untuk restart]

shutdown -h now [untuk shutdown]

Perintah ini sama seperti perintah shutdown di MS-DOS Windows.

Mungkin cukup itu untuk pemula Linux
Beberapa Command Line Linux lainnya dapat anda Search di Internet. Have Fun !

Haak Akses File Pada LINUX

Pada Linux, setiap user memiliki hak akses sendiri terhadap suatu file. Jadi, user dapat mengatur siapa saja yang dapat mengakses file-file yang dimilikinya. User dapat menentukan apakah file itu hanya dapat diakses oleh dirinya sendiri(user), dapat diakses oleh group, ataukah dapat diakses oleh setiap user (other).

Pada dasarnya, ada 3 tipe hak akses yang dapat diterapkan pada sebuah file:
1. Read (r)
File dengan hak akses ini berarti file tersebut hanya bisa dibacasaja.
2. Write (w)
File dengan hak akses write dapat dibaca sekaligus dapat dimodifikasi.
3. Execute (x)
File dengan hak akses Execute dapat dijalankan/dieksekusi.

Untuk melihat hak akses suatu file, anda dapat menggunakan perintah ls -l. Baca artikel terdahulu mengenai penjelasan perintah tersebut.

Pengubahan hak akses suatu file dapat dilakukan dengan menggunakan perintah chmod. Struktur dasar dari perintah tersebut ialah:

chmod [OPTION] [--recursive] [--changes] [--silent] [--quiet] [--verbose] [--help] [--version] mode file...

OPTION:
-c, --changes
Verbose, menampilkan hanya file-file yang memiliki hak akses yang berubah.
-f, --silent, --quiet
Tidak menampilkan pesan kesalahan mengenai file-file yang hak aksesnya tidak dapat dirubah.
-v, --verbose
Verbose, menampilkan penjelasan perubahan hak akses.
-R, --recursive
Secara rekursif merubah hak akses direktori dan isinya.
--help
Menampilkan cara penggunaan program.
--version
Menampilkan informasi versi program.

Perintah chmod merubah hak akses file menurut mode. Mode disini dapat berupa sebuah simbol atau angka oktal yang mewakili pola bit untuk membuat perubahan hak akses yang baru.

chmod tidak akan merubah hak akses dari symbolic link; Sistem call chmod tidak dapat mengubah hak akses file-file tersebut. Hal ini bukan suatu masalah karena hak akses symbolic link tidak pernah digunakan. Walaupun demikian, setiap symbolic link yang diberikan pada baris perintah bersama dengan chmod merubah hak akses dari file yang dituju. Tapi chmod mengabaikan symbolic link yang menuju ke direktori lain.



...oO0---( Penggunaan mode simbol

Struktur dasar perintah untuk penggunaan mode simbol ialah sebagai berikut:

`[ugoa...][[+-=][rwxXs tugo...]...][,...]'

Bingung yach?? gini nich.. Arti dari simbol-simbol diatas yaitu:
u ---> pemilik(user)
g ---> group
o ---> other, untuk user lain bukan didalam grup
a ---> seluruh user
+ ---> TAnda ini menyebabkan sebuah hak akses tersebut ditambahkan ke sebuah file. - ---> TAnda ini berlaku sebaliknya, yaitu menyebabkan hak akses dihapus.
= ---> TAnda ini menyebabkan hanya hak akses itu saja yang dimiliki oleh file yang
bersangkutan.

Adapun huruf-huruf `rwxXstugo' ialah bagian untuk memilih hak akses baru:
r ---> hak akses baca
w ---> hak akses tulis
x ---> hak akses eksekusi
X ---> mengeksekusi hanya bila file adalah sebuah direktori atau sudah memiliki hak
akses eksekusi untuk beberapa user.
s ---> mengeset ID user atau ID group pada saat eksekusi
t ---> menyimpan teks program pada swap device
u ---> hak akses untuk user yang telah memilikinya
g ---> hak akses untuk user lain dalam grup yang telah memilikinya
o ---> hak akses untuk user lain bukan dalam grup yang telah memilikinya

Contoh:

spyro@spyrozone:~$ ls -l
total 28
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Sep 30 15:44 Desktop
drwxr-xr-x 5 spyro spyro 4096 Mar 25 2006 GNUstep
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Sep 30 14:45 linuX
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Mar 25 2006 none
-rw-r--r-- 1 spyro spyro 12 Sep 30 15:55 spyrozone.net
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Mar 25 2006 tmp

Terlihat bahwasanya disana terdapat 5 buah directory dan sebuah file dengan nama spyrozone.net. Perhatikan file spyrozone.net. File tersebut memiliki hak akses:
-rw-r--r--
(-) menandakan bahwa spyrozone.net bertipe file. (rw-) menandakan bahwa user (pemilik) file spyrozone.net dapat melakukan akses read (r), write(w), tanpa eksekusi (-). Sementara group hanya memiliki hak akses (r--). Artinya group hanya dapat melakukan pembacaan file spyrozone.net, tanpa dapat memodifikasi file tersebut. Begitu juga others. Sekarang kita reset hak akses other spyrozone.net dengan simbol =rw sehingga other dapat membaca dan memodifikasi file tersebut:

spyro@spyrozone:~$ chmod o=rw spyrozone.net

Sekarang kita lihat perubahan hak akses spyrozone.net dengan perintah ls -l

spyro@spyrozone:~$ ls -l
total 28
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Sep 30 15:44 Desktop
drwxr-xr-x 5 spyro spyro 4096 Mar 25 2006 GNUstep
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Sep 30 14:45 linuX
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Mar 25 2006 none
-rw-r--rw- 1 spyro spyro 12 Sep 30 15:55 spyrozone.net
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Mar 25 2006 tmp

Tuch khan, hak akses file spyrozone.net kini telah berubah menjadi -rw-r--rw-. Artinya, user dan other kini dapat membaca dan memodifikasi file tersebut. Sekarang kita sisipkan atribut w pada group dengan simbol +w supaya group juga dapat membaca dan memodifikasi file spyrozone.net:

spyro@spyrozone:~$ chmod g+w spyrozone.net

Kita lihat perubahannya dengan ls -l

spyro@spyrozone:~$ ls -l
total 28
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Sep 30 15:44 Desktop
drwxr-xr-x 5 spyro spyro 4096 Mar 25 2006 GNUstep
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Sep 30 14:45 linuX
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Mar 25 2006 none
-rw-rw-rw- 1 spyro spyro 12 Sep 30 15:55 spyrozone.net
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Mar 25 2006 tmp

Ahaa.. kini hak akses file spyrozone.net telah berubah menjadi -rw-rw-rw-. Artinya, user, group dan other kini dapat membaca dan memodifikasi file tersebut. Mudah bukan? ;)


...oO0---( Penggunaan mode numerik

Mode numerik menggunakan angka satu sampai empat oktal (0-7), diperoleh dengan penambahan nilai bit 4, 2 dan 1. Perhatikan tabel berikut:

Angka
Hak akses
Keterangan
1
--x
Execute
2
-w-
Write
3
-wx
Write, Execute
4
r--
Read
5
r-x
Read, Execute
6
rw-
Read, Write
7
rwx
Read, Write, Execute

Okay, biar nggak bingung, kita langsung ke contoh aja yach. Lihat daftar file dengan perintah ls -l

spyro@spyrozone:~$ ls -l
total 28
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Sep 30 15:44 Desktop
drwxr-xr-x 5 spyro spyro 4096 Mar 25 2006 GNUstep
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Sep 30 14:45 linuX
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Mar 25 2006 none
-rw-r--r-- 1 spyro spyro 12 Sep 30 15:55 spyro.txt
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Mar 25 2006 tmp

Terlihat bahwasanya disana terdapat 5 buah directory dan sebuah file dengan nama spyro.txt yang memiliki hak akses -rw-r--r-- (udah tau khan artinya?)

Nah, kini akan kita ubah hak akses file tersebut menjadi -rw-rw-r--. Maka kita cukup mengetikkan:

spyro@spyrozone:~$ chmod 664 spyro.txt

Lho, dari mana angka 664 didapatkan?? Perhatikan tabel berikut:

User Group Other
6 6 4
rw- rw- r--

Nah, sekarang udah ngerti khan?? ;)

Okay, kini kita lihat perubahannya dengan perintah ls -l

spyro@spyrozone:~$ ls -l
total 28
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Sep 30 15:44 Desktop
drwxr-xr-x 5 spyro spyro 4096 Mar 25 2006 GNUstep
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Sep 30 14:45 linuX
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Mar 25 2006 none
-rw-rw-r-- 1 spyro spyro 12 Sep 30 15:55 spyro.txt
drwxr-xr-x 2 spyro spyro 4096 Mar 25 2006 tmp

Yuppy.. hak akses untuk file spyro.txt kini telah berubah menjadi -rw-rw-r--



...o(2)o...
...oO0--( umask (User Mask) )--0Oo...


Ketika suatu file atau folder pertamakali diciptakan, system akan membuat atribut default terhadap file/directory tersebut. Dengan perintah umask, kita dapat menentukan sendiri atribut default untuk file/directory yang baru diciptakan.

Atribut default yang diberikan oleh system sebenarnya mnemiliki kalkulasi sebagai berikut:

Atribut File : 666
Nilai umask : 022
----------------------- -
Atribut default : 644

Atribut Directory : 777
Nilai umask : 022
----------------------- -
Atribut default : 755

Kita dapat mengubah-ubah sendiri nilai umask dengan mengetikkan perintah:

$ umask

Contoh:

$ umask 000

Maka, nantinya file baru yang tercipta akan memiliki atribut:

Atribut File : 666
Nilai umask : 000
----------------------- -
Atribut default : 666

Dan nantinya directory baru yang tercipta akan memiliki atribut:

Atribut directory : 777
Nilai umask : 000
----------------------- -
Atribut default : 777



...o(3)o...
...oO0--( Latihan Yuuk! )--0Oo...

-----------------------------------------------------------------------------------
Percobaan 1 : Ijin Akses
-----------------------------------------------------------------------------------

1. Melihat identitas diri melalui etc/passwd atau etc/group, informasi apa yang ditampilkan ?
$ id
$ grep /etc/passwd
$ grep [Nomor group id] /etc/group

2. Memeriksa direktori home
$ ls -ld /home/

3. Mengubah Ijin akses (chmod). Perhatikan ijin akses setiap perubahan !
$ touch f1 f2 f3
$ ls -l
$ chmod u+x f1
$ ls –l f1
$ chmod g=w f1
$ ls –l f1
$ chmod o-r f1
$ ls –l f1
$ chmod a=x f2
$ ls –l f2
$ chmod u+x,g-r,o=w f3
$ ls –l f3
$ chmod 751 f1
$ chmod 624 f2
$ chmod 430 f3
$ ls –l f1 f2 f3

4. Mengganti kepemilikan digunakan perintah chown. Masuk ke root untuk mengganti kepemilikan tersebut.
$ su root
$ echo Hallo > f1
$ ls –l f1
$ chown f1 contoh : chown student1 f1
$ ls –l f1

5. Ubahlah ijin akses home directory (student) pada root sehingga (student1) pada satu group dapat mengakses home direktory . Hal ini dimaksudkan agar file f1 yang sudah diubah kepemilikannya dapat diakses . Perubahan ijin akses home directory hanya dapat dilakukan pada root.
$ chmod g+rwx /home/ contoh : chmod g+rwx /home/student
$ ls –l /home
$ exit

6. Sekarang cobalah untuk subtitute user ke (student1). Cobalah untuk mengakses file f1
$ su
$ ls –l f1
$ cat f1
$ exit

7. Mengubah group dengan perintah chgrp
$ grep root /etc/group
$ grep other /etc/group
$ su
$ chgrp root f1
$ ls –l f1
$ chgrp f3
$ ls –l f3
$ exit


-----------------------------------------------------------------------------------
Percobaan 2 : User Mask
-----------------------------------------------------------------------------------

1. Menentukan ijin akses awal pada saat file atau direktori dibuat
$ touch myfile
$ ls -l myfile

2. Melihat nilai umask
$ umask

3. Modifikasi nilai umask
$ umask 027
$ umask
$ touch file_baru
$ mkdir mydir
$ ls -l
$ umask 077
$ touch xfiles
$ mkdir xdir
$ ls -l